Jumat, 26 April 2013

Pengarh Asam pada karbohidrat


Pendahuluan
Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa organik dengan rumus umum C''m''(H 2 O) n'''', yaitu, hanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen, dua terakhir dalam rasio atom 2:1. Karbohidrat dapat dilihat sebagai hidrat karbon, maka nama mereka.
Istilah ini paling sering digunakan dalam biokimia, di mana pada dasarnya adalah sebuah sinonim dari sakarida, keluarga besar karbohidrat alami yang mengisi peran banyak pada makhluk hidup, seperti penyimpanan dan transportasi energi (misalnya, pati, glikogen) dan komponen struktural (misalnya, selulosa dan kitin pada tanaman di arthropoda). Kata ini berasal dari bahasa Yunani''σάκχαρον''(''sákcharon''), yang berarti "gula". Sakarida dan turunannya termasuk biomolekul penting lainnya banyak yang memainkan peran kunci dalam sistem kekebalan tubuh, pemupukan, patogenesis, pembekuan darah, dan pembangunan.
Dalam ilmu makanan dan dalam konteks informal, karbohidrat istilah yang sering berarti setiap makanan yang sangat kaya di pati (seperti sereal, roti dan pasta) atau gula (seperti permen, selai dan makanan penutup).
Sedangkan nomenklatur ilmiah karbohidrat kompleks, karbohidrat nama yang sangat sering berakhir di akhiran-ose.
Landasan Teori
Secara biokimia adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa senyawa ini bila dihidtolisis. Katbohidrat mengandung gugus fungsi larbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang di sebut monosalarida. Misalnya glukosa, galaktosa dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula iang tersusun dari molekul gula yang terangkai dalam rangkai yang panjang serta dapat pula bercabang cabang, disebut pollisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula sidakarida (rangkaian beberapa monosakarida).
            Karbohidrat yang di beri asam mineral pekat seperti asam sulfat atau asam klorida akan mengalami kerusakan dan membentuk zat berwarna. Warna yang di hasilkan di pengaruhi oleh suhu, waktu, jenis gula dan konsentrasi asam. Zat berwarna tersebut tidak dapat larut dalam air dan terdapat juga zat lain seperti asam format, asam levulinat, furfural, metil furfural, san hidroksil furfural. Karbohidrat jenis ketosa,  (fruktosa, sorbosa) lebih mudah terjadi reaksi warna dari pada aldosa (glukosa , laktosa, maltosa) sebab strukturnya lebih mudah rusak. Hal ini dapat di buktikan dengan pemberian asam klorida pada fruktosa atau sorbosa san akan terjadi zat berwarna ungu dalam beberapa menit kemudian menjadi gelap. Sedangkan aldosa akan memberikan warna kuning muda dalam waktu beberapa jam. Karbohidrat yang mengandung sukrosa akan membentuk warna lebih lambat.
            Pentosa dengan asam kuat yang panas menghasilkan furfural. Sedangakan 6 dioksialdoheksosa menghasilkan 5 metil furfural. Heksosa dengan asam kuat yang panas menghasilkan 5 (hidroksimetil) furfural, dan senyawa ini lebih mudah larut dari pasa furfural dan tidak dapat menguap dengan uap air panas. Sakarida akan menjadi 5 (hidroksimetil furfural, jila di reaksilkan dengan fenol (seperti resorsinol) akan berkondensasi dan menunjukkan warna yang spesifik.

Alat dan bahan
-          Tabung reaksi              - Stopwath                  - Fulfural
-          Rak tabung                  -  glukosa                     - pati 0,7%
-          Pipetukur                     - solulosa                     - natfol

Langkah kerja
  1. Uji Molish
1.       Ke dalam 4 tabung  reaksi masing masing diisi 1 ml 0,02 M glukosa, 1 ml 0,01 M selulosa, 1 ml 0,7% larutan pati 0,1M furfural
2.       Segera mwnambahkan ke dalam masing masing tabung 2 tetes larutan 5 % naftol dalam  alkohol campur baik baik
3.       Mengalirkan dengan hati hati 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, sehingga terjadi dua lapisan
4.       Mengamati timbulnya warana pada lapisan tersebut
     
Hasil pengamatan 
Uji Molish
  • Tabung 1: 1 ml 0,02 M Glukosa si tambahkan 2 tetes 5% naftol tidak mwngalami perubahan warna kemudian di tambahkan 3 ml asam sulfat sehingga terjadi lapisan hitam dan bening
  • Tabung 2: 1 ml 0,01 M Selulosa di tambahkan 2 tetes 5% larutan naftol tidak terjadi perubhan warna kemudian di tambahkan 3 ml asam sulfat pekat terjadi lapisan kuning muda, hijau muda dan bening
  • Tabung 3: 1 ml 0,7% larutan pati di tambahkan 2 tetes larutan 5% naftol san 3 ml asam sulfat pekat tidak terjadi lapisan namun membentuk larutan hitam
  • Tabung 4: 1 ml 0,01M furfural di tambahkan 2 tetes larutan 5% naftol dan 5 ml asam sulfat terjadi lapisan merah bata dan bening
  1. Uji Seliwanoff
1.       Ke dalam 2 tabung reksi yang berisi 2 ml 0,01 M Glukosa, dan 2 ml 0,01 M fruktosa ditambahkan klorida pekat 5 M
2.       Campur dengan baik dan memanaskan dalam air mendidih pada penangas air selama 30 menit dinginkan segera dan menambahkan 0,5 ml 0,5% resorsional
3.       Mengamati warna yang terjadi dan catat perubahannya.

Hasill Pengamatan
Uji Seliwanoff
  • Tabung 1: 2 ml 0,01 M Glukosa di tambahkan 2 ml asam klorida pekat 5 N dan didihkan dalamwaterbath selama 30 menit  setelah dingin di tambah 0,5 ml 0,5% resorsinol tidak terbentuk lapisan
  • Tabung 2: 2 ml 0,01 M fruktosa di tambahkan 2 ml asam klorida pekat 5N didihkan dalam waterbath selama 30 menit setelah dingin di tambahkan 0,5 ml 0,5 % resorsinol terbentuk  lapisan bening dan kuning
C.    Uji Bial

1. Masukkan 5 mL larutan uji dan tambahkan 10 tetes pereaksi Bial dan 3 mL HCl pekat ke dalam tabung reaksi. Campurlah dengan baik.
2. Panaskan di atas api kecil sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Terbentuknya warna biru menunjukkan adanya pentosa.

Hasil Pengamatan

Uji Bial
              warna biru lebij pekat       
            • warna biru lebih pekat dari warna awal tetapi lebih bening dari tabung 1 warna akhir biru kehijauan

D.    Uji  Antron
-          Tabung  1 san tabung 2 di tambah antron 2ml, tabung 3 tanpa antron
-          Tabung 1 dan tabung 3 di tambah 0,2 ml asam sulfat pekat  dan di tambah 5ml sacarida 0,01M
-          Tabung 2 hanya di tambah  (tanpa sacarida)

Hasil Pengamatan
• - Tabung 1 larutan antron ditambah larutan  (P) warna masih tetap (kuning bening)
     larutan antron di tambah dengan larutan  (P) di tambah larutan sacarida warna      mulai berubah menjadi kuning keruh
• Tabung 2 larutan antron di tambah larutan  (P) warna tidak berubah
  larutan  (P) berwarna bening dan larutan  (P) di tambah larutan larutan sakarida tidak ada perubahan warna masih tetap bening.

                                                                                                            
Pembahasan

Pada uji Mollish pada Glukosa 0,02 M setelah di campur dengan 2 tetes larutan naftol 5% dan kemudian di campur / di aliri dengan asam sulfat pekat akan terjadi perubahan warna menjasi lapisan warna hitam dan bening sedangkan pada selulosa 0,7% setelah di campur atau di aliri dengan asam terjadi perubahan warna kuning muda dan bening. Hal ini di karenakan struktur molekul selulosa sangat sulit sekali rusak. Pada lapisan pati apabila di campur dengan asam sulfat pekat telah terjadi lapisan warna tetapi akan membentuk  larutan hitam. Sedangkan pada furfural bila di campur dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan lapisan merah bata dan bening.
            Pada uji Seliwanolf karbohidrat jenis ketosa (fruktosa ) lebih mudah terjadi reaksi warna dari pada karbohidrat jenis aldosa (glukosa ). Terbukti pada 2 ml 0,01 M yang di tambahkan dengan asam klrida pekat dan di panaskan dan setelah dingin di tambahkan 0,5 ml 0,5% resorsinol akan terbentuk lapisan kuning dan bening sedangkan glukosa tidak terjadi perubahan warna.
            Pada Uji Bial, uji untuk mengetahui adanya pentosa. Furtural yang terbentuk dari pentosa akan membentuk warna biru hijau ketika bereaksi dengan reagen bial. Hidroksimefuktural yang terbentuk dari heksosa akan bereaksi dengan orcinol membentuk warna kuning kecoklatan.
            Pada uji Atron  sama dengan uji Seliwanof dan Molisch yaitu menggunakan senyawa H2SO4p untuk membentuk senyawa furfural lalu membentukkompleks dengan pereaksi Antron  sehingga terbentuk warna biru kehijauan

Kesimpulan
Dalam praktikum di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
Karbohidrat yang di beri asam mineral pekat akan mengalami kerusakan dan terbrntuk zat warna. Warna yang di hasilkan di pengaruhi oleh waktu, suhu, jenis gula, dan konsentrasi asam. Karbohidrat jenis ketosa akan mudah terjadi reaksi warna dari pada karbodidrat jenis aldosa, hal ini disebabkan karena struktur molekul dari ketosa lebih mudah di rusak. Pada glukosa akan mudah terhadi lapisan warna apabila di reaksikan dengan asam sulfat pekat. Tetapi apabila glukosa di reaksikan dengan asam klorida pekat tidak akan terjadi lapisan warna/ perubahan warna

Jumat, 19 April 2013


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Protein (protos yang berarti ”paling utama”) adalah senyawa organik kompleks yang mempuyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.  Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida.
Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Oleh karena itu, kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari suatu protein, membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu protein, membuktikan adanya asam amino yang berinti benzena, mengetahui kelarutan protein terhadap suatu pelarut tertentu secara kualitatif
Dasar Teori
Sebagian besar ilmu kimia organisme hidup menyangkut 5 golongan senyawa utama, yaitu: karbohidrat, lipida, mineral, asam nukleat dan protein. Protein menentukan kebanyakan sifat-sifat yang ditemukan dalam kehidupan. Protein menentukan metabolisme, membentuk jaringan dan membertikan kemungkinan bagai kita untuk bergerak. Protein juga berfungsi mengangkut senyawa-senyawa dan melindungi kita dari penyebaran mikroorganisme yang merugikan. Bahkan sifat-sifat yang diturunkan oleh suatu organisme untuk membentuk bermacam-macam jenis protein dengan kecepatan yang berbeda. Selain itu proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh adalah salah satu jenis protein. Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Uji kualitatif  proteen dalam praktikum kali ini terdiri dari beberapa macam yaitu:
Uji Millon
            Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna
Uji Biuret
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning
Uji Pengendapan
            reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion.











Data pengamatan
Uji Millon
No
Jenis Larutan
Hasil pengamatan
1
2 ml larutan albumin + 4 tetes reagon millon
Warna awal putih keruh

Pemanasan 1:

4 menit Putih Keruh menggumpal

Pemanasan 2 :

1,5 mnit menggumpal sempurna dan ada gelembung
2
2 ml glatin + 4 tetes reagen millon
Warna awal kuning pucat dan menggumpal

Pemanasan 1:

2 menit warna putih
4 menit warna kuning jernih

Pemanasan 2 :

4,5 warna kuning keputihan

3
2 ml kasein + 4 tetes reagen millon
Warana awal putih jernih

Pemanasan 1 :
 warna tetap puth jernih

Pemanasan 2

4,5 menit warnanya putih jernih ada gelembung





Uji Biuret
NO
Jenis Larutan
Hasil Pengamatan
1
1 ml larutan albumin + 1 ml NaOH + CuS 0,1 dua tetes
Sebelum homogenisais warna laritan putih bening
Setelah di kocok warna berubah menjadi ungu (violet)
2
1 ml glatin + 1 ml NaOH + CuS 0,1 dua tetes
Sebelum dihomogenisasi warna larutan biru dan glatin berwarna coklat
Sesudah dihomognisasi warna menjadi ungu (Violet) Namun glatin tercampur
3
1 ml kasein + 1 ml NaOH + CuS 0,1 dua tetes
Sebelum dihomogenisasi warna larutan putih bening
Setelah di kocok larutan berubah menjadi biru bening

Uji Pengendapan
No
Pereaksi
Hasil
1
1 ml HCl 0,1 N, 6 ml etanol 95%
Larutan atas berwarna putih benng, bawah berwarna putih susu, diantara keduanya lapian terdapat warna kuning, endapan berwarna putih dan tidak larut
2
1 ml NaOH 0,1 N, 6 ml etanol 95%
Terbagi 3 lapisan, atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening, lapisan bawahnya berwarna putih dan terdapat endapan, putih susu, lapisan bawah encer larutan pereaksi larut meskipun tidak selurunya
3
1 ml Buffer asetat, 6 ml etanol 95%
Terbagi 3 lapisan atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening, lapisan bawahnya berwarna putih tapi encer, terdapat endapan Putih susu, larutan pereaksi larut saat di panaskan





Pembahasan
1.      Uji Biuret
      Uji biuret merupakan reaksi untuk identifikasi protein secara umum. Pada percobaan ini, ketika larutan albumin telur ditambahkan dengan beberapa tetes larutan CuSO4, terbentuk larutan yang berwarna ungu. Hal ini menunjukkan uji positif terhadap uji biuret karena terbentuknya kompleks Cu2+ dengan asam amino pada larutan albumin. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

2.      Uji Millon
Reagen Millon terdiri dari merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Sampel protein yang mengandung asam amino ketika direaksikan dengan reagen Million akan membentuk garam merkuri dari tirosi yang ternitrasi. Garam yang terbentuk ini akan memberikan warna yang spesifik yaitu warna merah. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino. Pengujian Millon dilakukan dengan cara mencampurkan 5 tetes reagen Millon ke dalam dalam tabung reaksi berisi 3 ml sampel. Campuran yang kemudian dipanaskan bertujuan untuk mempercepat reaksi antara reagen dengan sampel sehingga terbentuknya garam merkuri lebih cepat. Penambahan reagen tidak boleh terlalu banyak karena warna yang terbentuk pada saat pemanasan akan menghilang.

3.      Uji Pengendapan
Pada percobaan yang keempat dilakukan percobaan pengendapan dengan alkohol, hasil pengamatan yang kita peroleh adalah pada tabung I yang ditambahkan buffer asetat dan etil alkohol 95% terbentuk endapan cukup banyak dan pada tabung II yang berisi albumin dengan penambahan HCl dan etil alkohol 95% terbentuk pula endapan tetapi pada tabung III yang berisi albumin dengan penambahan NaOH dan etil alkohol tidak terlihat adanya endapan. Protein akan terdenaturasi atau mengendap bila berada pada titik isolistriknya, yaitu pH dimana jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatifnya. Pada uji ini, albumin yang dilarutkan dalam buffer asetat pH 4,7 menunjukkan adanya endapan sedangkan albumin yang dilarutkan dalam HCl maupun NaOH, keduanya tidak menunjukkan adanya pengendapan, namun setelah ditambahkan buffer asetat dengan volume berlebih, protein pun mengendap hal ini menunjukkan bahwa protein albumin mengendap pada titik isolistriknya









Kesimpulam
Pada uji biuret  hasil positif ditunjukan pada kedua larutan protein yaitu albumin dan gelatin. Uji biuret ini digunakan untuk mengidentifikasi protein. Uji ini psitif jika terjadi perubahan warna sampel menjadi ungu atau keunguan. Penambahan NaOH pada sampel sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Penambahan CuSO4 akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu.
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.








Arsip Blog